Saturday, November 23, 2013

Sengsara di Kota Tua

Kota Tua, tapi belum keriput.

Halo temen-temen blogger semua! :D

Kali ini, gue mau sedikit berbagi cerita saat gue dan beberapa temen gue pergi mengunjungi salah satu tempat wisata yang cukup populer di Jakarta, Kota Tua. Sebenernya, ini juga udah lama banget, sih. Tapi, karena gue sempetnya sekarang, dan juga sekalian ngisi Label "Jalan-jalan", yaudah gue tulis aja.

Tapi, sebelumnya, gue juga mau ngasihtau. Kalau foto-foto yang gue ambil cuma sedikit. Kira-kira ada 9 foto lah. Hal itu dikarenakan baterai hp yang kurang bersahabat.

Jadi... malam itu, gue lagi asik memandang layar monitor komputer yang sedang memainkan film "The Amazing Spiderman". Saat lagi asik nonton, tiba-tiba, terdengar ada suara yang memanggil nama gue, "Giar... Giar....".

Gue sih udah nggak asing sama suara itu. Itu suara salah satu temen gue, Rizal. Gue pun memberhentikan film yang sedang gue tonton, dan membuka pintu untuk melihat ke depan, ternyata itu bukan Rizal, ternyata itu adalah Reza dan Rifqi.

Gue juga nggak tau, kenapa gue bisa mengira kalau suara Reza adalah suara Rizal. Mungkin, karena suara mereka sama-sama suara laki-laki, kali, ya..

Setelah gue nyamperin Reza dan Rifqi, dan sedikit basa-basi di awal pembicaraan, akhirnya Reza menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke rumah gue.

Mereka berdua mengajak gue untuk pergi ke Kota Tua besok paginya. Kata mereka, ada 8 orang yang ikut, kalau gue juga ikut.

Gue sih mau-mau aja. Awalnya gue excited banget pengen ikut, tapi, semangat gue seakan-akan sirna saat ingat dompet gue. Gue baru inget, di dompet gue saat itu cuma ada sepuluh ribu perak doang. Cukup buat apa itu?

Akhirnya, gue menolak.

Tapi mereka berdua tetep maksa gue buat ikut. Kurang seru kalau nggak rame, katanya. 

Dengan berjuta-juta harapan akan ada keajaiban yg membuat dompet gue 'berisi', gue meng-iyakan ajakan Reza dan Rifqi. Setelah itu, barulah terasa sangat perjuangan gue untuk mendapatkan uang.

Minta uang ke abang satu-satunya, sepuluh ribu. Tadinya nggak dikasih, tapi karena gue memasang muka pengen nangis, akhirnya dikasih juga. Besoknya, sebelum berangkat, gue sempet minta uang juga sepuluh ribu sama ibu. Dan yak, tujuan ke Kota Tua hanya dengan Rp. 30.000,-

Emangnya cukup? - Gue sih nggak yakin.

Setelah kumpul di satu tempat, yang ikut bener ada 7 orang: Reza, Rifqi, Irul, Putra, Nanda, Rizky, Nanda (lagi), dan gue sendiri. Dan yang bawa uang Rp. 30.000,- itu mungkin cuma gue.

Singkat cerita, kami ber-delapan udah ada di Stasiun Depok. Setelah memesan tiket, kami menunggu di pinggiran jalur kereta api, sambil ngelakuin sesuatu-sesuatu nggak jelas.

Suasana stasiun saat pagi. Udah lumayan rame, sih.

Setiap orang punya cara sendiri buat mempersingkat waktu. Gue, mainan hp sambil bersandar di tembok stasiun. Temen-temen gue? gue juga nggak tau ini mereka gue lagi pada ngobrolin apaan:

 Lama bener ya keretanya. Mending main hp.

Dan akhirnya, kereta pun datang.

Awalnya, gue pikir kereta bakalan sepi, karena masih pagi. Tapi setelah masuk ke dalam kereta. Eh cuma bisa berdiri dempet-dempetan. Untung nggak ada yg mati gara-gara nggak bisa napas.

Iya, sangking sempitnya, sampe-sampe nggak bisa moto.

Dan akhirnya, kami ber-delapan pun sampai di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Dari situ, barulah kami berjalan kaki ke Kota Tua (karena cukup dekat jaraknya). 

Awal-awal sampe, langsung foto dulu. Tapi sayangnya, gue nggak nyimpen fotonya. Foto-fotonya kebanyakan ada di handphone temen gue. 

Nggak salah emang dateng ke Kota Tua. Tempatnya asik, seru, dan lumayan rame juga. Yang salah itu, ke Kota Tua cuma bawa duit tiga puluh ribu. Yang ada cuma bisa mupeng doang. Mau beli, nggak mampu. 

Karena yang paling terkenal di situ adalah wisata Museum Fatahillah-nya. Atau lebih dikenal dengan Museum Sejarah Jakarta, ya. Kami rame-rame masuk ke Museum tersebut. 

Biaya masuknya juga cukup murah, cuma sekitar Rp. 2,000 sampe Rp. 3,000 doang. Tapi kalo buat gue saat itu, mahal. (˘̯˘ )​( ˘˘̯)

Dan kesengsaraan buat gue pun mulai berdatangan...

Salah satu temen gue dengan mudahnya keluar-masuk supermarket buat beli minuman ringan. Sementara gue, gue hanya meratapi dompet yang nyaris tidak ada isinya.

Tapi karena gue cukup cerdas, gue minta aja apa-apa yg dibeli temen gue. Mungkin karena kasihan, mereka memberikan sedikit untuk gue.

Hina sekali gue... 

Di Kota Tua itu, banyak sebenernya hal-hal yang bisa membuat kita betah berlama-lama. Salah satunya adalah tempatnya yang selalu bersih karena sering dirawat. Jadi, di sana, jarang banget yang namanya ada botol aqua di jalanan. 

Katakan "Ajskshiwdsa", jika kamu melihat sampah pada foto ini.

Di sana, ada banyak orang-orang yang merubah dirinya menjadi seorang tokoh/karakter yang cukup populer. Jadi unik gitu. Selain itu, ada juga sepeda-sepeda ontel yang disewain buat jalan-jalan keliling Indonesia Kota Tua. 

Sepeda nya juga unik. Diwarnain macem-macem. Ya menurut gue sih, tujuannya agar terlihat lebih menarik dan unik. Nih, gue ada fotonya:

Tuh, ada yg mau nyewa kayaknya. Nyewa sepeda nya, ya!

Di sana juga banyak bule loh. Yah, wajar aja sih. Orang tempatnya keren gitu. 

Gue juga dapet foto salah satu bule-nya. Tapi agak pecah fotonya. Karena gue ngambilnya dari jauh, pake fitur Zoom.

Silau, men!

Setelah hampir dua jam muter-muter Kota Tua, akhirnya kami ber-istirahat di sebuah trotoar di sana. 

Ini sudut pandang dari gue yang lagi duduk.

Kalo ini disamping gue. Lagi pada duduk juga.

Dan ada satu objek di museum yang gue nggak abis mikir apa maksudnya. 

Saat lagi muter-muter di dalem Museum, ngeliat objek-objek maupun gambar serta sejarahnya, gue mendapatkan satu gambar yang cukup... 'aneh'. Dan katanya, ini foto dari jaman Belanda dulu:

Absurd banget ini foto.

Setelah keluar dari museum, di bagian belakang museum emang ada tempat buat istirahat gitu. Ya, sekedar buat duduk-duduk santai aja sambil menikmati Wi-Fi gratisan yang ada. 

Nggak nyangka, ternyata objek yang gue liat berupa gambar di dalam museum, ternyata ada yang aslinya!

Nggak kalah absurd sama fotonya.

Dan selesai sudah perjalanan gue di Kota Tua pada saat itu. Kira-kira jam dua siang, Kami ber-delapan kembali menuju stasiun untuk membeli tiket ke Depok. 

Saat di kereta, temen-temen gue pada berencana buat ke Sevel (Seven Eleven), tapi karena (malu bilangnya), ya gue nggak bisa ikut.

Gue pun pulang bersama 3 teman gue yang nggak ikut juga ke Sevel. Nanda, Nanda (lagi), dan Putra. Dan sampai di rumah sekitar jam 4 sore. 

Dan ternyata, duit Rp. 30,000 cukup buat jalan-jalan di Kota Tua! sampe di rumah, duit di dompet sisa Rp. 3,000. Cukup, cukup membuat perut laper dan mupeng. Dan sampainya di rumah, gue langsung menyantap makanan secara membabi buta.

Hari yang indah. Apalagi, kalau dompet gue ada isinya.

24 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. nice post nih :v jadi pengen ke kotu :v salam kenal yo bro :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe. Seru banget bro ke Kotu. Apalagi rame-rame sama temen-temen. Tapi jangan lupa, bawa duitnya yang banyak.. :D

      Delete
  3. Jiaah, si giar ;)
    Nice post yar!

    ReplyDelete
  4. Hehe, makasih. Ini Anonymous siapa ya? x))

    ReplyDelete
  5. si giar ke kotu bawa 30 rb doang..keren coy postnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, agak maksa sih itu. Makasih, btw. :D

      Delete
  6. Kok gak ketemu sih di Kota Tua? gue kan yang jadi ondel-ondel :D

    ReplyDelete
  7. busyeeet terakhirnya mengerikan...
    menyantap makanan dengan babi buta,,,,
    :P

    ReplyDelete